Rabu, 30 Juni 2010

Menaklukkan EGOIS

Assalamu’alaikum wr.wb
Semoga surat elektronik ini menyapa shahabat penuh dalam damai, Cinta dan Kasih Sayang. Sehingga ia menjadi pengikat tali silaturahim antara kita bersama. Saya mendoakan, mudah-mudahan, shahabat yang saat ini gundah, sedih, kecewa, marah dan sakit hatinya. Segera Allah rubah dengan Kasih Sayang Ar-Rahman Ar-Rahim, menjadi kebahagiaan yang amat mengagumkan.

Sebelum saya melanjutkan note ini. Terlebih dahulu, ingin saya perjelas, makna kata EGOIS yang saya maksud. Egois (perasaan enggan, gengsi, berat hati, tidak mau untuk memulai atau mendahului komunikasi, dengan seseorang. Karena menganggap, dia duluan yang harus memulai, dan hanya memikirkan diri sendiri, tanpa melihat dari sudut pandang orang lain, atas sikap dan perilaku yang diputuskan).

Nah, sekarang anda sudah fahamkan? Maksud yang akan saya sharingkan ”Menaklukkan EGOIS” ini. Saya tidak tau, apakah anda pernah mengalami perasaan seperti akan saya sharingkan. Atau, mungkin anda sedang mengalaminya saat ini. Bahkan mungkin Andalah yang menjadi objeknya (yang diegoiskan). Khusus yang menjadi diegoiskan, saya tidak membahasnya disini.

Seminggu yang lalu, terjadi suatu peristiwa dalam diri saya, sehingga menyebabkan saya memutuskan untuk bersikap, yang menurut teman saya, saya ini EGOIS. Saat itu, yang terbesit dalam diri saya adalah ”itukan pandangannya”. Sementara menurut saya, sikap yang saya PILIH itulah yang terbaik dan benar. Saya menyadari, keputusan itu hadir karena rasa marah dalam diri saya. Tentu ini menguatkan EGOIS tadi.

Akan tetapi, selama melewati hari yang dipenuhi rasa amarah dan egois itu. Saya menyadari ada yang tidak tepat, cocok, sesuai dan pas, antara fikiran dengan tubuh saya. Kok tubuh saya terasa tertekan, gelisah, dan gundah. Kemudian, sang tubuh menunjukkan penolakannya, berupa rasa senutan dikepala dan hati terasa tertusuk. Hidung pun jadi pilek. Efek dari fikiran (rasa marah) saya.

Shahabat yang baik. Saya akan sharingkan bagaimana proses saya menaklukkan EGOIS dalam diri saya. Mungkin ini bermanfaat bagi anda yang saat ini mengalaminya. Alhamdulilah, tips Mind-Therapy dibawah ini. Telah berhasil mendamaikan diri saya. Tentu saat saya tuliskan ini, saya sudah berkomunikasi kembali dengan orang itu.

Pasti anda sudah siap untuk membacanya kan? Pada saat proses melakukan tips ini, Anda boleh sambil duduk bersila, tidur, berdiri, dan sebagainya. Yang penting membuat anda merasa nyaman dan aman.

  1. Berdoa kepada Allah, agar dimudahkan usaha (ikhtiar) yang kita lakukan.
  2. Terima kejadian yang telah kita alami, sebagai bagian dari kehidupan. (Maksudnya, bila Anda merasa marah, maka biarkanlah marah itu hadir, bila kecewa biarkan ia muncul.pasrahkan kepada Allah).
  3. Ketahuilah, didaerah mana tepatnya rasa yang muncul itu. Atau bahasa saya adalah, bagian yang betanggung jawab dengan rasa EGO itu.
  4. Setelah menemukannya, Ketahui, apa yang dinginkan oleh perasaan kita selanjutnya. Bila dia ingin marah, terus tanyakan pada rasa yang muncul itu ”Setelah marah, maumu apalagi?”, bila dia kecewa, tanyakan pada bagian itu, ”terus apalagi?” (Dari sini saya menemukan jawaban dalam diri berupa anjuran, supaya saya tidak berkomunikasi lagi denganya, karena dengan begitu saya menjadi tenang). Perlu shahabat ketahui, bentuk jawaban itu setiap orang berbeda-beda, bisa berupa suara (A), mungkin berbentuk penglihatan (V) atau bahkan rasa saja (K). Nah, kalau contoh case saya adalah berupa suara (A).

Kemudian saya ikuti keinginan bagian yang bertanggung jawab dalam diri saya itu, yaitu tidak berkomunikasi untuk sementara waktu. Setelah saya putuskan untuk tidak berkomunikasi. Tetap saja perasaan tidak tenang, masih terasa dalam diri saya, seperti benci dan marah. Maka untuk menenangkan rasa marah dan benci itu, saya menenangkannya dengan cara; melakukan meditasi minimal satu jam satu hari, (Yang saya lakukan, setiap selesai shalat 10 menit, dan sebelum tidur 10 menit). Meditasi berupa ;

  1. Menyadari setiap nafas masuk dan keluar.(Tarikan nafas masuk dzikir lafaz ”Allah & terkadang Lailahaillallah”, begitupula nafas keluar ”Lailahaillallah”)
  2. Fokuskan diri (menyadari nafas masuk dan keluar) untuk terus berdzikir dalam aktivitas apapun.

Alhamdulillah menyadari nafas masuk dan keluar, sambil menyadarinya dengan dzikir, semakin hari semakin membuat saya lebih tenang, damai dan bahagia. Proses ini terus saya lakukan hingga saat ini.

Setelah saya merasa tenang (pada hari ke 3 tidak berkomunikasi). Saya memutuskan untuk membangun kembali komunikasi dengan nya. Tetapi, EGO tetap masih ada. EGO ini bunyinya terdengar ”Kamu sekarang kan sudah tenang, damai dan bahagia. Jadi tidak perlu lagilah berkomunikasi dengannya”. (Saya sadar, ini tidak boleh ditolerir dan diikuti, karena bisa memutuskan silaturahim). Nah, cara yang saya lakukan untuk mengalahkan / menaklukkan bunyi atau suara itu adalah dengan meciptakan program BELIEF dan VALUE yang lebih besar darinya, sesuai dengan VALUE saya:

Memutuskan silaturahim sama halnya menutup pintu rezeki dan menghilangkan keberkahannya.

Syukur Alhamdulillah, setelah saya instal BELIEF tadi, suara yang menyebabkan muncul nya EGO tidak berkomunikasi, langsung lenyap. Bahkan, menumbuhkan rasa untuk segera menyambung kembali silaturahim dengan shahabat saya itu. Kemudian saya ambil HP saya, saya buka phonebook dan memcent call dengan nya. Alhamdulillah kini, pershahabat saya dengan nya, kembali seperti semula lagi...

Jakarta 23 juni 2010.
(A) Auditory, (V) Visual, (K) Kinesthetic

Label:


Jumat, 25 Juni 2010

Hikmah dari Film Grigai United FC

Assalamu’alaikum wr.wb

Shahabatku yang baik, semoga hari ini menjadi hari penuh harapan bagi kita, akan keyakinan yang telah kita tancapkan kedalam sanubari. Bahwa, pertolongan Allah selalu datang kepada kita, setelah usaha terbaik kita persembahkan. Mudah-mudahan itu tercipta hari ini.

Tadi siang sebelum berangkat kembali menuju Jakarta. Setelah menghabiskan selama sehari di bogor. Bersama dengan para asatiz LSSI dan teman-teman mahasiswa matrikulasi Tazkia. Saya menyaksikan film lepas, di salah satu chanel TV bangsa ini.

Ada hal yang menarik bagi saya. Karena film ini sebenarnya mengisahkan tentang seorang mantan wasit nasional Thailand. Berencana mendidik beberapa anak yang berbakat bermain bola. Singkat cerita wasit yang memahami seluk beluk dunia football itu, meminta izin kepada kepala suku wilayah dia kunjungi itu. Untuk mendidik mereka, melatih dan mengenalkan mereka didunia sepak bola.

Deal kerjasama hak dan kewajiban pun terjadi, bila mereka menjadi juara kerajaan thailand Nantinya. Namun, kepala suku hanya meminta, bila anak-anak yang akan dibawa kekota ini menang, dia minta agar piala (Trophy) menjadi milikinya. Mereka sepakat, pelatih membawa mereka ke kota.

Setiba dikota, sang pelatih menghubungi temannya, agar mengurusi tempat tinggal selama mereka latihan dan bertanding nanti. Teman sipelatih mencari bangunan yang sudah tidak dipakai, sehingga tidak mengeluarkan biaya apapun. Untungnya, area kosong tempat itu, sekaligus menjadi tempat mereka berlatih.

Selama latihan, anak-anak Grigai United ini, berangkat untuk bertanding dengan berbagai alasan. Namun, yang menjadi alasan utama mereka adalah membawa pulang piala, dan mencari bantuan para ahli kesehatan agar membantu menemukan obat, virus yang menjangkiti warga ditempat tinggalnya. Ditempat mereka tinggal, ada jenis penyakit aneh, hingga mengakibatkan kematian.

Semangat juang mereka berlatih, tidak dikalahkan oleh prasana yang memadai itu. Pertandingan demi pertandingan mereka menangkan. Yang menjadi pembelajaran bagi saya pada film ini adalah;

1.Pernah anak-anak girgai united ini, terlena dengan kehidupan kota. Sehingga ikut menikmati dan terperdaya dengan hiburan yang ada, diskotik, minum, dan jalan-jalan. Akibatnya, mereka melupakan latihan-latihan rutin yang harus mereka lakukan. Tentu saja berdampak pada performance permainan mereka. Dan beberapa pertandingan mereka mengalami kekalahan. (Pembelajaran : Pentingnya latihan terus menerus)

2. Kapten team mereka, mengenal seorang tokoh olahragan nasional. Dia fikir olahragaan itu adalah seorang pemain sepakbola. Tetapi, suatu hari pelatih membawanya makan keluar, sambil meminta untuk diambil chanel siaran langsung permainan tokoh olahragawan yang dimaksud tadi. Sang kapten sangat senang. Namun dia menjadi kecewa, setelah dia lihat, ternyata dia adalah seorang pemain tenis. Semangat bermain bolanya menjadi hilang, karena keinginan nya menjadi seperti olahragawan tadi tidak mungkin sebagai pesepak bola. Setelah itu sang pelatih menyampaikan kepada nya ”Biarpun dia seorang pemain tenis, tapi kamu bisa belajar dari semangatnya menjadi juara”. (Pembelajaran : Ambil hikmah dari setiap peristiwa, baik pada diri sendiri atau pada diri orang lain).

3. Selain mengisahkan  perjalanan perjuangan bola anak-anak Girgai united. Film ini juga memasukkan sisi lain kehidupan para ilmuan. Mereka penasaran dengan jenis penyakit (virus) yang menjangkit warga anak-anak GU. Di laboratorium, para profesor dan team, terus berusaha mencari dan mencari, apa penangkal (serum) untuk menyembuhkan dan melawan virus itu. Akhirnya mereka menemukan serum tersebut. Setelah mereka temukan, profesor bersama team, langsung berangkat kedaerah yang terjangkit virus berbahaya itu. (pembelajaran bagi saya, inilah semangat dan kepedulian ilmuan yang mereka tunjukan. Terkadang bertanya dalam diri, dengan keilmuan yang telah kumiliki, kepedulian dan tindakan nyata seperti apa telah aku berikan untuk ummat manusia).

4.Salah sorang pemain GU, terus dibayanng-bayangi dan dihantui oleh makhluk hitam yang gentayangan yang ingin memakannya. Halusinasi ini membuatnya menjadi takut dan tidak berkonsentrasi. Akibatnya, dia harus minul pil penenang diri, agar hilang rasa takutnya. Tentu ini berefek pada permainannya. Pada permainan final, sang pelaitih bertanya kepada nya, ”sampai kapan kamu akan seperti ini? Apakah kamu benar-benar yakin mau mengikuti (terus) permainan ini?” iya menganggukkan kepalanya, sambil bangun dari tempat istirahat pemain. Halusinasinya muncul, diluar ruang istirahat pemain, bayangan itu mulai muncul lagi, dari celah cahaya pintu. Cara dia mengatasi rasa takut nya, dengan berani membuka pintu untuk melihat secara nyata halusinasinya. (Pembelajaran ; satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menjalankan hal yang ditakuti itu sendiri).

5. Setelah anak-anak Girgai United bawa pulang piala (tropy) yang mereka inginkan. Mereka letakkan pada tempat yang telah disediakan, diatas pohon yang dibuat alas antara cabangnya untuk tropy tersebut. Mereka diam disana, sambil menanti keajaiban. Ternyata, keyakinan mereka, penyakit yang diderita oleh warganya, akan hilang bila mereka memiliki trophy itu. Sampai ada salah seorang pemain bertanya kepada sang kapten ”Apakah kamu yakin keajaiban itu datang?” sang kapten menjawab ”Aku yakin, layaknya meyakini mentari akan bersinar lagi besok pagi”. Beberapa saat kemudian, profesor dan team membawakan serum untuk mereka. (Pembelajaran : Keyakinan yang kuat, menciptakan keajaiban).

Begitu film itu film selesai, saya menyiapkan kembali perlengkapan bawaan saya. Laptop, charger dan modem. Saya masukan kedalam tas, siap berangkat menuju jakarta.

Dalam stasiun Ekonomi AC Bogor-Kota
Kamis 17 juni 2010. 

Label:


Minggu, 20 Juni 2010

Menerima Masalah sebagai Bagian dari Kehidupan

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabatku yang baik, Yang telah Allah takdirkan keberhasilannya dalam usahanya, terbukti dari wujud ikhtiar yang sedang kita lakukan sekarang. Dimana setiap detik yang terlewati, tercatat oleh Malaikat yang terus bersama kita disamping kanan kita. Mudahan-mudahan perbuatan hari ini tercatat dalam catatan, saat ditunjukkan kepada kita kelak, dengan wajah bahagia kita terima...Amin.

Mari kita terima masalah sebagai bagian diri kita, layaknya kita menerima kuku di ujung-ujung jari kita. Tapi bila tantangan hidup itu masih terus terlintas difikiran, itulah bukti kita belum menerimanya. Setelah acceptence terjadi, dengan izin Allah, Ikhlas tidak perlu lagi kita cari. Karena ia telah ada dari dulu dalam diri kita, tetapi kitalah yang kurang menyadari saja...

Mungkin selama ini ada keluhan dalam diri kita, tatkala proses menyikapi peristiwa demi peristiwa yang telah menjadi takdir. Tentu kita sadari, sebenarnya peristiwa yang berlalu adalah persepsi (hasil cara kita menilai dan memaknai). Apakah itu berkah atau mungkin kita anggap itu sebagai suatu masalah dan musibah.

Terkadang, saat tantangan hidup menyapa. Begitu mudah kita mengangkat kedua tangan berdoa sambil meminta segera Allah selesaikan masalah kita. Usaha maksimal belum kita buktikan, sudah kita katakan ”Kita kembalikan saja kepada Allah”. Padahal Allah memberikan ini kepada kita, supaya kita pelajari dan ambil hikmah, tetapi malah kita serahkan kembali kepada Allah.

Mungkin, ini menjadi penyebab, mengapa masalah yang sama terus berulang-ulang kepada kita. Saat Allah kasih pengalaman, agar kita dapat melewati dan menjalani, supaya kedepan tidak lagi menjadi tantangan. Tetapi, kita malah menyerahkannya kembali kepada Allah.

Saya teringat pada sebuah acara motivasi. Sang pembicara menyampaikan ”Jangan heran, bila saat anda tua nanti, masih menghadapi atau memiliki masalah, yang seharusnya dihadapi oleh anak muda umur 25tahun. Itu terjadi karena, saat anda muda dulu, masalah itu Allah berikan kepada anda, tetapi anda tolak, bahkan anda serahkan kembali kepada Allah. Padahal Allah telah mempersiapkan itu, untuk masa tua anda sekarang.”

Shahabat. Bagaimana kalau kita juga memaknai tantangan hidup itu sebagai rezeki kita. Sehingga, apabila sekarang dan seterusnya Allah berikan masalah kepada kita. Maka kita bergembira menerimanya. Layaknya kita bergembira dan bahagia menerima rezeki yang kita pinta dan doakan.
Wallahu’alam

Jakarta 17 juni 2010

Label:


Jumat, 18 Juni 2010

Memahami Pola Masalah, Sebagai Kunci Solusi

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabatku yang sedang mengisi waktunya, dengan penuh harapan baik kepada Allah. Semoga aktivitas yang kita kerjakan saat ini adalah catatan amal baik tertulis pada buku amalan kita. Mari kita berdoa bersama, bagi shahaat yang sedang mencari solusi dari setiap masalahnya, segera Allah tunjukkan, dan menyadari tanda-tanda solusi itu.

Bulan lalu, tepatnya tanggal 22-24 mei 2010. Saya berkesempatan untuk menikmati indahnya malam, dan segarnya sapaan mentari di kota pelajar Jogjakarta. Aneka ragam corak dan berbagai model batik di mirota, semakin menambah kesan saya, akan keindahan kota Jogjakarta. Kehadiran saya disana dalam rangka, sharing mengaplikasikan NLP dan Hypnosis dalam konteks belajar dan mengajar, bersama dengan 200 orang guru dari beberapa daerah.

Sementara itu, ada seorang teman Facebook, datang kehotel tempat saya istirahat. Untuk therapy. Beliau memiliki masalah, tepatnya dalam hal keuangan. Sudah hampir 10 tahun, masalahnya berulang terus menerus. Beliau bingung, tidak tau harus melakukan apalagi untuk menyelesaikan masalahnya.

Singkat cerita, beliau minta untuk ditherapy. Kemudian, saya izinkan beliau untuk menyampaikan apa yang beliau mau dengan masalahnya. Setelah cerita panjang lebar, saya menangkap inti permasalahan beliau. Dan solusi tentu juga dimulai dari sana. Sebagaimana konsep therapy ”Masalah bagian dari Solusi”.

Mungkin andapun pernah mengalami sebagaimana yang beliau hadapi. Suatu persoalan hidup yang terus menerus terjadi, bahkan berulang-ulang. Kemudian, dari sumber yang yang saya dapatkan. Hasil dari persoalan yang beliau sampaikan. Saya mengajukan pertanyaan kepada beliau, Seperti narasi dibawah ini :

Saya : Apakah ibu setuju dan yakin? bahwa, Apapun yang terjadi didunia ini pasti karena ridho dan izin Allah?
Beliau : Iya.

Saya : Apakah ibu setuju, percaya dan yakin? Bahwa, Allah Maha baik. Sehingga, pada dasarnya, Apapun yang menjadi TAKDIR (peristiwa yang telah terjadi pada) kita, demi kebaikan kita?
Beliau : Iya.

Saya  : Nah, kalau kita sama-sama meyakini demikian. Menurut ibu, kira-kira apa maksud Allah menberikan takdir ini ikepada ibu? HIKMAH dan PEMBELAJARAN apa persisnya, yang belum ibu ambil dan sadari dari peristiwa ini.
Beliau :Maksudnya mas?

Saya :Begini bu, tadi ibu menyampaikan kepada saya, peristiwa itu dari dulu sampai sekarang, terjadi dan terulang dengan cara (pola) yang samakan? Nah, maksud saya. Dari pola yang sama itu, saat ibu jatuh (finansial) atau keuangan ibu bermasalah. Kira-kira apa yang kurang, atau diabaikan, atau tidak pelajari, atau tidak dilakukan atau  bahkan belum ibu ambil Hikmah dan Pembelajaranya?

Beberapa saat kemudian, beliau terdiam untuk mengingat-ngingatnya. Tiba-tiba matanya mulai berkaca, dan tangisanmu terjadi.

Beliau :Terima kasih mas, saya sudah tau letak permasalahan saya. Saya tau sekarang apa yang harus saya lakukan.
Saya : Oh ya? Bagus kalau memang seperti itu. Berarti, sekarang ibu sudah mendapatkan apa yang ibu mau, Dan ibu sudah tau solusinya kan?
Beliau : Iya.

Alhamdulillah,dengan ngobrol sekitar 20 menit itu. Beliau pun mendapatkan apa yang beliau mau. Setelah saya balik kekamar, saya lihat di handphone saya ada sms masuk.

”Mas Rahmad, terima kasih banyak. Saya bersyukur dan senang sekali hari ini. Saya merasa plong dan Bahagia. Saya merasa beban saya sudah lepas. Semoga Allah membalas kebaikan mas”.

Saya berdoa, semoga beliau selalu bahagia. Mudah-mudahan, solusi yang didapatkan saat itu, benar-benar membuat beliau menjadi bahagia selamanya.

Pada hari minggunya, training aplikasi NLP dan Hypnosis untuk pendidikan, syukur kepada Allah berjalan dengan lancar. Saya senang, beberapa teman praktisi hypnosis dan NLP Jogja, turut mendukung acara tersebut. Alhamdulillah, atas izin Allah, diantara kekuarangan dan keterbatasan ilmu yang saya sampaikan. Peserta menikmati training tersebut, layaknya kenikmatan kota jogja.
Jakarta 17 juni 2010

Label:


Minggu, 13 Juni 2010

Skill adalah Sumber Daya untuk SURVIVE dalam Hidup


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat terkasih, yang terus mengasah dan menggunakan segala kekuatan serta kamampuan yang Allah berikan kepada kita. Mudah-mudahan kita bukanlah termasuk golongan orang-orang yang taktau diri, yaitu orang yang dikasih mata tapi tak melihat, diberikan telinga tapi tak mendengar, diamanahkan hati tapi tak merasa. Namun sebaliknya, semoga kita semua terus menggunakan seluruh sumber daya yang ada, demi kebaikan kita dan orang-orang disekeliling kita, supaya kita semua lebih dekat dan yakin kepada Allah.

Setiap manusia yang terlahir penuh dengan kesempurnaanya, sebagaimana telah Allah sampaikan di Alquran, manusia lah sebaik-baiknya ciptaan (sempurna = didalamnya ada kelemahan). Berbagai macam pribadi yang tumbuh di sekitar kita, semuanya adalah semata-mata untuk menjadi kauniah, bahwa Allahlah yang telah menciptakan segalanya.

Berbicara kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manusia. Dari penamaan jenius, pintar, ajaib, smart, indigo, sampai dengan ADHD, Down Syndrom, Idiot, berkebutuhan khusus dan sebagainya. Semuanya mendapat posisi dimasyarakat, tergantung dilingkungan mana mereka dibesarkan, maka merekapun akan tumbuh selayaknya mereka dihargai, diterima, dan dipersepsikan.

Masihkah Anda ingat film bolywood yang sempat mendapat perbedaan pandangan disana? Bagi anda yang pernah menonton ”My name is khan”, tentu tau siapa Khan. Terlepas dari kontra dan pro dari muatan dan pesan film tersebut. Bagi saya pribadi, my name is Khan benar-benar mengajarkan kepada saya akan kehidupan. Apa sumber daya yang bijak dimiliki oleh manusia dalam hidup ini, agar bisa survive dimanapun dia berada? S K I L L (kemapuan khusus hingga sampai kelevel ahli).

Sementara telah menjadi kebiasaan saya sekarang dalam menyaksikan film apapun. Mencari dan menyadari setiap scene pembelajaran bagi pengembangan diri (bertumbuh), walau itu tidak menjadi fokus utama film tersebut. Seperti halnya film ”My name is khan” ini.

Semasa kecil nya dikisahkan, ditempat Khan tinggal, hanya ada satu orang bapak-bapak yang telah tua usianya, menguasai ilmu (Skill) bahasa inggris. Sang ibu (khan), melihat potensi pada diri anaknya, sehingga beliau mempertemukan bapak yang memliki skill english itu, agar bersedia mengajarkan anaknya bahasa inggris. Karena dia menyukai hal itu. Dan khan pun mulai belajar.

Selain itu, saat usianya telah memasuki remaja, khan sekolah ditingkat menengah atas. Kemampuan dalam dirinya telah muncul dan diketahui oleh ibunya. Yaitu menyukai hal-hal yang berhubungan elektronik. Sehingga, dari mulut kemulut, warga stempat tau kelebihannya ini. Sampai, Khan memilliki toko service elektronik.

Hal lain yang benar-benar membuat saya suka dengan film ini adalah saat khan melakukan perjalanan ke Amerika untuk bertemu dengan Mr.Presiden. Dalam perjalanannya menuju tempat Mr.Presiden berorasi, Khan kehabisan uang. Terus apa yang dia lakukan? Apakah meminta kesana kemari (mengemis)? Tidak. Dia cari kardus kemudian menuliskan disana, ”Menerima service otomotive”. Dia menggunakan keahlian nya untuk bekal hidup.

Bahasa adalah budaya suatu bangsa. Bahasa merupakan sarana dalam berkomunikasi. Manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Memiliki skill berbahasa, adalah basic dari skill utama kehidupan. Seperti layaknya orang tua yang mengajarkan skill berbahasa ingris kepada Khan. Kapanpun dan dimanapun berada, selama mau, maka bisa menjadi bekal hidup.

Adik saya yang sedang sekolah kejuruan di Aceh. Pernah bertanya kepada saya, baiknya dia mengambil jurusan apa? Saya menyarankan kepadanya, ”Pilihlah jurusan yang kamu suka untuk belajar. Kemudian, diantara beberapa hal itu, pilihlah satu hal diantaranya, yang benar-benar kamu suka, sampai kamu benar-benar menguasai dan memahaminya.  Karena itu akan menjadi bekal mu untuk hidup (Survive)”.

Terkadang ada rasa prihatin dalam diri saya. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, meluluskan begitu banyak cendekia-cendikia muda terdidik. Tatapi sayang, sedikit sekali diantara sekolah dan perguruan tinggi itu, yang mengajarkan, mengenalkan, dan memberitau. Apa Potensi, Skill dan kelebihan yang mereka miliki. Sehingga saat mereka lulus, tetaplah menjadi biasa-biasa saja. Padahal saya yakin dan percaya, pada diri mereka terdapat banyak sekali SKILL dan TALENT yang telah Allah amanahkan kepadanya.

Shahabat, tidak ada kata terlambat untuk kembali menyadari SKILL dan TALENT yang kita miliki? Oleh karena itu, mari kita sadari kembali segenap kekuatan dan kelebihan yang ada dalam diri kita. Bila anda belum menyadari akan hal itu, benar-benar MAU tau SKILL dan TALENT dalam diri anda, saya bisa bantu anda untuk menemukannya.

Jakarta 11 juni 2010

Label:


Kamis, 10 Juni 2010

Wallahu Sami'ul Bashir


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang di Cintai oleh Allah. Dimana Setiap doa yang dipanjatkan untuk kebaikan-kebaikan dirinya demi kebahagiaan diri serta membawa kebaikan buat  manusia. Selalu Allah kabulkan. Amin.

Kemarin tatkala saya melakukan aktivitas dipagi hari sebelum berangkat ketempat saya berusaha dan mengembangkan kualitas prima dalam diri saya. Terbesit dalam diri saya kalimat kalam ilahi ”Wallahu sami’ul bashir” (Sungguh Allah Maha Mendengar dan Melihat).

Mungkin bagi Anda yang pernah membaca Al-Quran atau bahkan mendengar lantunannya. Tidak asing kalimat itu berulang-ulang dan biasa saja. Persis seperti saya dulu. Bagi saya kalimah itu sudah saya dengar semenjak saya kecil dan membaca nya.

Kemarin pagi, kalimah itu kembali terdengar, tetapi dengan makna yang berbeda. Perbedaan itu akibat dari perbandingan pemahaman makna dulu dengan sekarang. Kalau dulu, saya memahami Maha mendengar dan Maha melihat itu adalah kemilikan Allah semata. Maksudnya, apapun yang kita katakan dan kita perbuat, Allah mengetahui dan mendengar, sampai terbesit dalam hati dan fikiran kitapun, Allah sungguh mendengar dan melihatnya. Sehingga makna itu biasa saja (lumrah bagi Allah / tidak ada keraguan bagi Nya) serta saya Yakini.

Perbedaan saat ini, kalimat itu (mendengar dan melihat), saya asosiasikan kepada diri saya (Bukanlah saya bisa melihat atau mendengar segala nya). Tetapi, selama ini ternyata ada maksud dan pembelajaran yang terlewati. Apa rahasia dibalik peletakan kata ”Sami’” (Mendengar) terlebih dahulu, baru kemudian ”Bashir” (melihat) dalam Al-Quran.

Sementara kalau kita amati secara anatomi. Telinga Allah ciptakan pada posisi kiri dan kanan. Sehingga, suara-suara (informasi) baik depan-belakang, atas-bawah mampu tercapai dengan baik. Bayangkan kalau telinga berada pada posisi mata?

Kemudian, Sebagaimana kita tau bersama, bila seseorang bermasalah dengan pendengarannya, pasti keseimbangan tubuhnya terganggu. Setelah itu, dalam hal komunikasi (dalam konteks apapun), kejelasan statemen (pendapat) baru kita peroleh informasi yang lengkap, setelah adanya kelengkapan informasi melalui auditory. (Menyimak dan mendengar dengan seksama).

Setelah rasa penasaran muncul terhadap ayat ini, ada pengalaman menarik yang saya alami. Satu persatu Allah kuatkan keSADARan saya dengan bukti-bukti kauniah. Saya meyakini ini bukan sebagai kebetulan, melainkan karena fokus kesadaran yang terpusatkan pada lingkungan sekitar.

Adalah salah satu milist yang saya ikuti. Seorang member Pak Harry Uncomon namanya, beliau sharing pengalamannya (tentang power of liestening, merupakan komentar dan tambahan dari artikel Pak Yasir) dengan sales kartu kredit sebuah bank swasta. Inti sharing pak Harry adalah sales tersebut tidak mendengarkan kemauan dan apa yang telah pak Harry sampaikan sebelumnya, melainkan asyik dengan penjelasannya. Apalagi, maunya sales itu, orang yang dia telf (Pak Harry) mendengarkannya. Hasilnya apa? Ya, sales itu berhasil melakukan closing tanpa ada tranksaksi, kecuali ucapan terima kasih atas penawarannya.

Kemudian saya baca buku ”Mengikat Makna” karya pak Hernowo. Dibuku itu pak Hernowo sharing akan kekuatan mendengar, dan hubungannya dengan menulis. Beliau cerita, dulu pernah ikut latihan menyanyi syair-syair para sufi. Menurut beliau, latihannya lumayan menyulitkan (karena belum tau caranya). Kemudian mentor pak Hernowo menyampaikan ”Dengarkanlah lagu itu dengan penuh ketenangan, hingga suara itu masuk kedalam batinmu. Setelah itu, dengarkan suara-suara yang ada dalam dirimu, dan keluarkanlah suara itu melalui lantunan suara indahmu”. Pak Her pun melakukannya. Hasilnya sangat memuaskan, Pak Hernowo menganggap, itulah pertama kalinya, nyanyian beliau menyatu dengan suara penyanyi sufi.

Beliau melanjutkan, dalam menulis juga demikian. Dengarkan setiap suara-suara pada sekeliling kita. Apapun yang terdengar. Kemudian, masukan ia kedalam jiwa kita. Setelah itu, dengarkan kembali suara-suara didalam diri. Langkah selengkapnya adalah tuangkan ia dalam tulisan. (kiat mudah menulis). (Mungkin suara-suara dalam diri, banyak kita abaikan selama ini ya? Padahal setiap hari, ada 60.000 kata-kata melintas dikepala kita. Dan kalau kita tuangkan kedalam tulisan, sudah jadi berapa halaman perhari ?)

Bahkan, saat anda membaca note ini, anda mendengar suara bacaan suara anda sendirikan? Dalam proses belajar memahami diri sendiri, intrspeksi, kontemplasi atau renungan (Self Awarness) pun juga demikian. Mendengar akan lebih mengetarkan rasa. Sehingga kepekaan terhadap titik atau point yang kita fokuskanpun, semakin terasa dan terSADARi. Bukankah saat konflik batin, sebenarnya kita sedang mendengar kata-kata mana yang mau kita ikuti?
Jadi, sekarang apa yang sedang kita dengar?

Jakarta 7 juni 2010

Label:


Minggu, 06 Juni 2010

Kepantasan mengatakan "Peserta trainingku Puas"


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabatku yang berbahagia, semoga hari kedua dari minggu ini menumbuhkan semangat, gairah dan antusias baru bagi kita. Setelah masa liburan yang telah kita lewati, terisi dengan indah dan memesona jiwa. Mudah-mudahan peristirahatan itu telah cukup memuaskan bagi pengumpulan energi keberhasilan serta kecemerlangan hidup kita.

Sementara rasa itu sungguh kuat sekali untuk keluar. Hasrat untuk bertanya ”Kapan kepantasan ku sebagai trainer mengatakan bahwa peserta ku PUAS”. Bahkan terkadang aku menuliskan testimoni yang telah mereka isi dalam form yang tersedia. Kemudian aku bagikan rasa kehabagian itu kepada orang lain melalui milist dan note FB ku.

Bukan terkadang, malahan sering. Dalam iklanku menyampaikan manfaat yang akan diraih setelah pembaca mengikuti kelas training ku. Disana juga aku lampirkan, orang-orang yang telah merasakan manfaat dan hasil dari training ini.

Ada rasa ketidakpuasan dalam diri. Seolah testimoni perserta yang merasakan kepuasan dan kebahagiaan setelah training, itu hanya karena efek luapan emosi dari perencanaan dan design training, agar peserta mendapatkan dan merasakan sensasi, pengalaman jiwa dan raga. Sehingga itu menjadi rekaman bagi myelin serta memory di bawah sadar.

Pendapat seperti ini tidak jarang pula aku dengar. Ungkapan dari peserta publik atau bahkan dari pemegang keputusan di sebuah perusahaan. ”Efek dari training yang sebelumnya, hanya satu minggu pak, setelah itu perserta kembali ke kondisi awalnya lagi”. ”Perasaan (bahagia, semangat, introspeksi, tobat) hanya dialami dalam ruangan, setelah itu kembali lagi ke defaultnya”.

Kembali ke pertanyaan yang bergelora dalam hati ini. ”Kapan kepantasanku mengatakan perserta ku puas dan telah berubah”. Sementara aku sadari pengalaman (dengan kehidupan dan perkembangan diriku). Perubahan aku dapatkan, karena setelah training mendapatkan COACHING dari guru-guruku.

Aku jadi teringat dengan pendapat seorang senior di milist para trainer. Mungkin asumsi berfikir beliau tepat untuk menjawab pertanyaanku. ”Kepantasan kita sebagai trainer (adalah seorang manusia biasa) untuk melakukan perubahan kepada peserta, setelah kehidupan kita terlebih dahulu berubah. Kemudian, diantara 100% perserta yang hadir, patut kita syukuri 10% diantara mereka benar-benar mendapatkan pencerahan dan perubahan dalam hidup nya dari training kita sampaikan (Pada hari itu)”.

Mungkin dari pertanyaan ini pula. Aku melihat banyak diantara para seniorku melakukan pertemuan-pertemuan pasca training (Refreshment) bagi pesertanya. Rasa tanggung jawab memastikan bahwa alumni benar-benar sudah memahami dan menguasai ilmu yang pernah dibagikan dalam kelas formal. Aku juga pernah bertemu dengan seorang seniorku. Dimana ia melayani alumninya hingga larut malam dirumahnya, beliau memberikan bimbingan kepada alumninya, agar mahir dan mampu mengaplikasikan ilmu tersebut, dalam kehidupannya sehari-hari.

Barangkali, jawaban untukku atas pertanyaan kepantasan mengatakan pesertaku puas serta mendapatkan pencerahan, setelah ”Aku mengizinkan, mengikhlaskan dan meluangkan waktuku buat para peserta training/alumni (bimbingan pasca training), diiringin dengan niat, keinginan dan kemauan dari pesertaku, untuk terus bertanya-bertanya dari pemahaman telah mereka dapatkan.” Wallahu’alam.

Jakarta 31 mei 2010

Label:


Kamis, 03 Juni 2010

Inspirasi wanita petugas kebersihan


Assalamu’alaikum wr.wb
Maha Besar Allah, dijadikan-Nya siang berganti dengan malam, semua itu menjadi bukti akan kebesaranNya. Supaya kita sebagai orang-orang yang diberi akal agar mampu berfikir dan meresapi, bahwa tiada Tuhan selain Eengkau. Sungguh tiada sia-sia ya Allah, apa-apa yang telah Engkau ciptakan. Dengan segala kuasa, bila telah terjadi maka terjadilah.

Suara azan subuh berkumadang silih berganti, dari satu mesjid kemesjid yang lain. Menanda sang Fajar telah mulai menampakkan keperkasaan sang surya dalam menyinari. Pertanda pula, bahwa hidup baru segera dimulai.

Berbicara waktu shubuh banyak sekali nasehat-nasehat bijak dari orang tua, yang diperdengarkan ketelinga kita. Instalasi makna-makna yang akan menjadi nilai-nilai kehidupan, untuk benar-benar menghargai waktu. ”Jangan sampai rezekimu dipatok oleh ayam”. Kalimah ini mungkin terucap, dari belahan sumatra hingga ujung timur indonesia. Pesan singkat agar segera bangkit dan menjemput, rezeki-rezeki yang telah Allah persiapkan, dari pintu yang tak diduga-duga.

Persis seperti shubuh jumaat ini, petuah diatas seakan benar-benar terasa dalam diri saya. Bekerja, berusaha, berikhtiar memantaskan diri memperoleh rezeki yang halal, penuh barakah, dengan cara-cara kemampuan kita masing-masing.

Setelah selesai dzikir seusai shalat shubuh berjamaah di Mesjid Matraman. Saya kembali menuju tempat saya tinggal (sementara) dikelurahaan pengangsaan. Saya melewati tempat pembuangan sampah. Disini sepertinya star awal para wakil-wakil Allah pada melakukan aktivitasnya menjaga kebersihan, karena saya melihat ada beberapa mobil angkutan sampah terpakir disini.

Yang membuat saya terkesan adalah saat melewati TPS itu, saya berpapasan dengan seorang wanita berambut sampai lehernya. Ia memakai topi bewarna merah. Dengan baju dinasnya berwana kuning, menyambung antara atas dan bawah. Seperti baju para montir, Cuma yang dia kenakan adalah khusus untuk pekerjaannya.

Beliau menuju arah berlawanan dengan saya. Sambil mendorong benda yang biasanya para pekerja di galian pasir dan angkut batu gunakan. Bedanya isi dorongan beliau adalah alat kerjanya berupa sapu dan skop.

Setelah berpapasan, kira-kira 5 langkah dengan beliau. Dalam diri ada suara-suara membesarkan asma ilahi. Ada rasa semangat, karena terdengar suara didalam, ”Tidak ada alasan untuk menyerah dalam menjalani kehidupan, selama engkau terus berikhtiar, maka akan Allah bukakan jalan kepadamu”. Itu juga, mengingatkan kembali pengalan hadits yang makananya ”Gerakkanlah tanganmu, niscaya Allah turunkan rezeki untukmu”.

Sungguh kesan lebih mendalam lagi, ada rasa berkecamuk serta menggelorakan semangat dalam dada, karena dishubuh hari yang beberapa insan masih dalam selimut tebalnya. Wanita itu sudah memulai melakukan aktivitasnya. Usaha dan ikhtiar memuliakan diri sebagai hamba dengan  bekerja.

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” [QS 62: 10]

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah. Engkau telah mentakdirkan hamba bertemu dengan wanita itu. Sehingga semakin menambah semangat dan gairah hamba untuk terus berkarya, bekerja, dan berusaha. Guna memantaskan diri menjadi insan mulia nan sempurna, karena kesempurnaan-Mu. Ya rabb, jadikan kami sebagai wakil dan perantaraan mu bagi ciptaanMu di muka bumi ini. Amin...
Jakarta 4 juni 2010.

Label:


Rabu, 02 Juni 2010

Penting Networking


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat saya yang baik? Sudahkah kita menyapa shahabat kita dengan nada yang indah dan tutur kata yang sopan hari ini? Saya yakin, hari yang diberikan oleh Allah hari ini kepada kita, pembukti bahwa kesempatan keberhasilan kita sama. Bila ada teman dan orang yang kita anggap cemerlang hidupnya, diapun menggunakan waktu yang sama seperti kita. Oleh karena itu, mari kita syukuri atas kesempatan yang sama ini kepada kita yang diberikan oleh Allah.

Bagi teman-teman yang kuliah di managemen (ekonomi) tentu sering dan pernah mendengarkan istilah Networking. Ada yang menyebut chanel atau link. Itu butuh supaya  bisnis dan usaha sedang kita ikhtiarkan lancar. Masih terdengar jelas ditelinga saya, nasehat indah yang dimestikan diperoleh oleh seorang mahasiswa ”Buat dan ciptakanlah network dari sekarang sebanyak-banyaknya”.

Saat saya terjun didunia realita mengaplikasi teori pernah saya dapatkan dikampus. Network itu memang sangat-sangat mendukung sebuah usaha. Tidak hanya dalam urusan bisnis, kehidupan sehari-hari pun juga demikian (dibidang yang lain: mau lanjut kuliah, info beasiswa, Jodoh, Travel dsb).

Saya ingat, saat pernah melamar kerja, bila ada network (orang yang dikenal) diperusahaan tersebut, proses rekrutmen menjadi lebih singkat dan mudah. Apa lagi network tersebut terbangun dengan hubungan dekat. Tentu lebih mempermudah lagi. Bukan tidak jarang. kita dengar istilah pertemanan dalam deal sebuah bisniskan? Demikian juga dalam hal lainnya. Intinya memang, Network itu sangat-sangat penting.

Kemarin saya duduk dan terfikir. Bila saya meyakini bahwa alam semesta dan jagad raya ini adalah ciptaan Allah, sudahkah saya dekat dengan-Nya? Bila saya yakin, Rezeki saya dan makhluk semesta, Allah yang memberikan dan menentukan, sudahkah saya memiliki Network untuk dekat dengan Allah? Jika saya yakin, Allah lah yang memberi pertolongan, apakah saya sudah mempunyai network yang bisa merekomendasikan untuk diselesaikan segera masalah saya?

Duduk terdiam tak bersuara. Sunyi. Kini saya menyadari, ternyata diri ini terlalu sibuk membangun hubungan dengan persoalan dunia, mencari network memperlancar bisnis sangat gencar. Tapi lupa membangun jaringan yang bisa mendekatkan diri kepadaMu ya Rabb. Astaqfirullah...
Wallahu’alam.
Jakarta 25 mei 2010

Label:


This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]