Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabatku yang baik, semoga hari ini menjadi hari penuh harapan bagi kita, akan keyakinan yang telah kita tancapkan kedalam sanubari. Bahwa, pertolongan Allah selalu datang kepada kita, setelah usaha terbaik kita persembahkan. Mudah-mudahan itu tercipta hari ini.
Tadi siang sebelum berangkat kembali menuju Jakarta. Setelah menghabiskan selama sehari di bogor. Bersama dengan para asatiz LSSI dan teman-teman mahasiswa matrikulasi Tazkia. Saya menyaksikan film lepas, di salah satu chanel TV bangsa ini.
Ada hal yang menarik bagi saya. Karena film ini sebenarnya mengisahkan tentang seorang mantan wasit nasional Thailand. Berencana mendidik beberapa anak yang berbakat bermain bola. Singkat cerita wasit yang memahami seluk beluk dunia football itu, meminta izin kepada kepala suku wilayah dia kunjungi itu. Untuk mendidik mereka, melatih dan mengenalkan mereka didunia sepak bola.
Deal kerjasama hak dan kewajiban pun terjadi, bila mereka menjadi juara kerajaan thailand Nantinya. Namun, kepala suku hanya meminta, bila anak-anak yang akan dibawa kekota ini menang, dia minta agar piala (Trophy) menjadi milikinya. Mereka sepakat, pelatih membawa mereka ke kota.
Setiba dikota, sang pelatih menghubungi temannya, agar mengurusi tempat tinggal selama mereka latihan dan bertanding nanti. Teman sipelatih mencari bangunan yang sudah tidak dipakai, sehingga tidak mengeluarkan biaya apapun. Untungnya, area kosong tempat itu, sekaligus menjadi tempat mereka berlatih.
Selama latihan, anak-anak Grigai United ini, berangkat untuk bertanding dengan berbagai alasan. Namun, yang menjadi alasan utama mereka adalah membawa pulang piala, dan mencari bantuan para ahli kesehatan agar membantu menemukan obat, virus yang menjangkiti warga ditempat tinggalnya. Ditempat mereka tinggal, ada jenis penyakit aneh, hingga mengakibatkan kematian.
Semangat juang mereka berlatih, tidak dikalahkan oleh prasana yang memadai itu. Pertandingan demi pertandingan mereka menangkan. Yang menjadi pembelajaran bagi saya pada film ini adalah;
1.Pernah anak-anak girgai united ini, terlena dengan kehidupan kota. Sehingga ikut menikmati dan terperdaya dengan hiburan yang ada, diskotik, minum, dan jalan-jalan. Akibatnya, mereka melupakan latihan-latihan rutin yang harus mereka lakukan. Tentu saja berdampak pada performance permainan mereka. Dan beberapa pertandingan mereka mengalami kekalahan. (Pembelajaran : Pentingnya latihan terus menerus)
2. Kapten team mereka, mengenal seorang tokoh olahragan nasional. Dia fikir olahragaan itu adalah seorang pemain sepakbola. Tetapi, suatu hari pelatih membawanya makan keluar, sambil meminta untuk diambil chanel siaran langsung permainan tokoh olahragawan yang dimaksud tadi. Sang kapten sangat senang. Namun dia menjadi kecewa, setelah dia lihat, ternyata dia adalah seorang pemain tenis. Semangat bermain bolanya menjadi hilang, karena keinginan nya menjadi seperti olahragawan tadi tidak mungkin sebagai pesepak bola. Setelah itu sang pelatih menyampaikan kepada nya ”Biarpun dia seorang pemain tenis, tapi kamu bisa belajar dari semangatnya menjadi juara”. (Pembelajaran : Ambil hikmah dari setiap peristiwa, baik pada diri sendiri atau pada diri orang lain).
3. Selain mengisahkan perjalanan perjuangan bola anak-anak Girgai united. Film ini juga memasukkan sisi lain kehidupan para ilmuan. Mereka penasaran dengan jenis penyakit (virus) yang menjangkit warga anak-anak GU. Di laboratorium, para profesor dan team, terus berusaha mencari dan mencari, apa penangkal (serum) untuk menyembuhkan dan melawan virus itu. Akhirnya mereka menemukan serum tersebut. Setelah mereka temukan, profesor bersama team, langsung berangkat kedaerah yang terjangkit virus berbahaya itu. (pembelajaran bagi saya, inilah semangat dan kepedulian ilmuan yang mereka tunjukan. Terkadang bertanya dalam diri, dengan keilmuan yang telah kumiliki, kepedulian dan tindakan nyata seperti apa telah aku berikan untuk ummat manusia).
4.Salah sorang pemain GU, terus dibayanng-bayangi dan dihantui oleh makhluk hitam yang gentayangan yang ingin memakannya. Halusinasi ini membuatnya menjadi takut dan tidak berkonsentrasi. Akibatnya, dia harus minul pil penenang diri, agar hilang rasa takutnya. Tentu ini berefek pada permainannya. Pada permainan final, sang pelaitih bertanya kepada nya, ”sampai kapan kamu akan seperti ini? Apakah kamu benar-benar yakin mau mengikuti (terus) permainan ini?” iya menganggukkan kepalanya, sambil bangun dari tempat istirahat pemain. Halusinasinya muncul, diluar ruang istirahat pemain, bayangan itu mulai muncul lagi, dari celah cahaya pintu. Cara dia mengatasi rasa takut nya, dengan berani membuka pintu untuk melihat secara nyata halusinasinya. (Pembelajaran ; satu-satunya cara menghilangkan rasa takut adalah dengan menjalankan hal yang ditakuti itu sendiri).
5. Setelah anak-anak Girgai United bawa pulang piala (tropy) yang mereka inginkan. Mereka letakkan pada tempat yang telah disediakan, diatas pohon yang dibuat alas antara cabangnya untuk tropy tersebut. Mereka diam disana, sambil menanti keajaiban. Ternyata, keyakinan mereka, penyakit yang diderita oleh warganya, akan hilang bila mereka memiliki trophy itu. Sampai ada salah seorang pemain bertanya kepada sang kapten ”Apakah kamu yakin keajaiban itu datang?” sang kapten menjawab ”Aku yakin, layaknya meyakini mentari akan bersinar lagi besok pagi”. Beberapa saat kemudian, profesor dan team membawakan serum untuk mereka. (Pembelajaran : Keyakinan yang kuat, menciptakan keajaiban).
Begitu film itu film selesai, saya menyiapkan kembali perlengkapan bawaan saya. Laptop, charger dan modem. Saya masukan kedalam tas, siap berangkat menuju jakarta.
Dalam stasiun Ekonomi AC Bogor-Kota
Kamis 17 juni 2010.
Label: Kampus kehidupan
# diposting oleh Rahmadsyah Trainer Public Speaking : Jumat, Juni 25, 2010