Jumat, 22 Oktober 2010

Sipemilik no misterius, Penguji Kesabaranku…

Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat yang baik, Bagaimana kabar Anda hari ini? Saya tau Anda mau mengatakan penuh dengan Semangat Alhamdulillah. Mungkin juga dengan tagline hidup Anda sendiri, Super, power, Dahsyat, luar biasa, Jauh Luar biasa... dan terkadang juga biasa aja kalau diluar ya... ^_^ Semoga langkah-langkah dan perbuatan yang sedang kita lakukan, menjadi ukiran di buku-buku kebaikan, tatkala dibagikan kepada kita kelak, Pada hari yang telah ditentukan.

Saya mau bertanya kepada Anda. Perasaan seperti apakah yang akan anda alami atau muncul, bila ada yang menghubungi Anda, dengan No HP yang belum terdaftar atau tersimpan di Phone book Anda? Kemudian Saat Anda konfirmasi dengan SMS ”Siapa ini?”, Adapun yang terjadi, yang bersangkutan menghubungi kembali, tetapi begitu Anda angkat, dia matikan...


Ini saya alami minggu yang lalu. Pertama kali saya membaca informasi di HP BB (Bukan Berry) kesayangan saya, saya mengira ini adalah no teman saya. Karena sebelum tidur, ada seorang teman janji mau menghubungi saya, karena ada hal yang mau dibicarakan. Selama menunggu telf darinya, ternyata sang mata sudah tidak sanggup lagi menahan rasa mengantuk. Dan tertidur lah saya...

Dipagi hari, begitu saya lihat HP saya, ada 4 panggilan gagal pada jam 01.30 wib. Saya mengira teman saya ini penting sekali masalahnya. Dengan asumsi ingin bertanya, saya sms lah pada no itu “Siapa ini?”... Saya tunggu beberapa menit, tidak ada balasan datang. Ya sudah, saya pun mengabaikan.

Kemudian, saya melakukan kembali aktivitas sehar-hari. Berangkat kerja ke Mind-Talks Clinic di Jl.Wolter Monginsidi No 58C Kebayoran baru Jakarta selatan. Selama dalam perjalanan, no misterius itu menghubungi saya lagi. Dan begitu saya angkat durasinya berjalan 02.00 detik, dia matikan lagi. Ini berlangsung hampir 5 kali pada  setiap jam nya. Emosi saya sempat timbul tenggelam saat itu. Cuma, saya berusaha menyadari timbul tengelam fikiran, supaya tidak menyebabkan saya kesal atau marah, melainkan prihatin. Saya maknailah kejadian itu dengan ”Mungkin ini orang mau curhat, atau konsultasi masalahnya, tetapi malu-malu. Atau mungkin saja takut diminta bayaran atau bahkan minta saya yang menghubunginya karena gak ada pulsa untuk menelfon”..

Selain itu juga, ada pemikiran yang muncul dalam diri saya.”Jangan-jangan orang ini yang mau menipu dengan memanfaatkan rasa penasaran dalam diri saya, atau memanfaatkan kondisi emosi ”penasaran dan ingin tau”. (Fikiran kurang tepat untuk orang lain muncul ya, Kalau pembenaran nya ”Pemikiran Waspada”). Karena Dengan saya menelfonya kembali, bearti saya sudah siap untuk masuk dalam jebakannya. Sebab saya tau dan belajar hypnosis. Bahwa, hypnosis tidak terjadi kalau saya tidak mengizinkannya. Dan hyposis tidak mesti tidur, Asal sudah mengizinkan, maka terjadi.” (Mari kita SADARI, Keahlian para penipu bisa membuat kita untuk RELA, memperbolehkan diri dan mengizinkan diri, untuk melakukan apa yang mereka mau, Jadi waspadalah...waspadalah... Kalau sempat ktia tertipu, itu bukan disebabkan mereka semata, melainkan karena kita LALAI dan Teledor). Sayapun akhirnya memutuskan tidak menghubunginya.

Sore hari saya pulang kembali ketempat istirahat di Jl.Matraman Dalam I. Saya bersyukur tidak lagi mendapat telf yang tak jelas pemiliknya itu. Keesokan harinya pun, alhamdulillah sudah tidak ada lagi. Dalam hati saya terbesit ”Alhamdulillah sudah aman dari telf tak jelas..”

Dua malam yang lalu, tepatnya sekitar jam 01.20 wib... ”We will not go down ...” berbunyilah suara nada dering HP saya. Suara itu cukup membuat saya terbangun. Saya lihat dengan mata yang sayup-sayup jelas tak jelas. Ternyata no sang misterius itu. Saya putuskan menjawab “Halo dengan siapa ini?” Suara yang lumayan tinggi, yang dipakai untuk menanyakan seolah-olah saya sedang dintrogasi dari sang penelfon ”Saya Rahmadsyah” saya jawab. Dalam hati saya, kok malah saya yang ditanya siapa ini?

Kemudian dia tambah menguatkan pertanyaan ”Kok no ini ada sama kamu?” saya jawab ”Iya ini no saya...” tidak cukup sampai disitu, dia tambah ingin tau lagi dengan meninggikan lagi nadanya ”Kamu dimana...” Saya jawab ”Saya di Jakarta, Matraman Dalam I”... hening sejenak, kemudian dia merendahkan suaranya. ”Maaf salah sambung...” tut..tut...tut... Panggilannya berarkhir.

Setelah telfnya berakhir, emosi marah saya, hampir bergejolak. Karena ada bisikan dalam diri ”Masa kamu diginiin, kamu marahin dia kembali. Sudah telf malam-malam, nada tinggi, ganguin tidurmu lagi...” Saya sempat hampir MARAH. Tapi Alhamdulillah, ada suara lain yang muncul. ”Masa... gara-gara dia, kamu lebih mengorbankan waktu tidur dan nikmatnya istirahat? Kalau kamu marah bagaimana bisa nyenyak”... Dan sayapun kembali ingin meninggalkan dunia ini sejenak dari Kesadaran Logika saya... ZZZzz,, (Mungkin alasan lain karena yang telf adalah suara lelaki. Jadi gak usah dipedulikan ya. Tapi, kalau perempuan akan saya peduli, bila suara itu dari calon istri saya ^_^), Barangkali sipenelfon mengira, ini no pacarnya ??? ).

Shubuh harinya, tatkala saya bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk wudhu. Entah apa sebabnya, saya mau MARAH saja. Karena sebagaimana kita tau bersama, marah itu pasti ada pemicu, atau proses timbulnya emosi tersebut. Ternyata, sisuara ajakan untuk marah dalam diri saya semalam, muncul lagi. Langsung disaat itu juga, ada suara lain ”Masa kamu marah, bukankah kamu sudah tau cara mengelola Emosi Marah?

Disaat itu, secara otomatis terjadilah pencarian data informasi dalam memori. Langsung mengakses Tips Terapi Cara mengelola Emosi Marah. (Mungkin ini adalah salah satu manfaat kita berbagi informasi kepada orang lain. Bila Anda mau tau, bisa membaca kembali di blog saya). Dengan cepatnya, otak saya melakukan langkah-langkah pada tips tersebut. Dan sayapun kembali tenang, karena EMOSi langsung stabil. (Saya menjadi ingin tau bagaimana dengan pengalaman shahabat yang memprakteknya, apakah cocok cara tersebut? Atau memang bermanfaat?).

Shahabat yang Baik. Sungguh aneh ya. Terkadang kita mengizinkan diri kita untuk marah, kecewa, kesel entah emosi lainnya. Anehnya, karena kita telah memperbolehkan orang lain mengusik kenyamanan diri kita. Yang mungkin ada orang sengaja memang ingin kita marah, atau bahkan dia menjadi senang, bila kita kesel, kecewa, marah dan lainya. Padahal kalau kita mau berfikir jernih dan mengunakan fikiran kita. Orang yang paling rugi saat itu adalah diri kita sendiri. Barangkali juga, karena itu sampai membuat jantung berdegup begitu cepat, sehingga menjadi stroke, atau menyerang anggota tubuh kita yang lain, yang akhirnya membuat kita menjadi SAKIT.

Sekali lagi padahal, kita kuasa untuk memilih dan memutuskan, respon apa yang bisa kita putuskan dari kejadian itu. Apakah mau marah atau membiarkan itu bagian kehidupan saja atau sesuka hati Anda. Maka, Mari kita S A D A R I setiap proses timbulnya FIKIRAN kita, agar kita mampu mengelolanya dengan baik, sehingga hidup kita damai nan bahagia.

Salam Mind-Therapy...


Rahmadsyah Mind-Therapist
Jakarta 20 oktober 2010.



Label:


Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]