Senin, 20 September 2010

Untuk Apa kita Berilmu ?

Assalamu'alaikum wr.wb
Semoga bulan suci yang telah kita lalui menjadikan kita orang-orang berTAQWA sebagaimana hadiah bagi pemenang selama satu bulan. Kemudian, Sapaan syawal penuh kemenangan menempatkan kita pada maqam orang-orang yang pemberi maaf nan suci. Mohon dibuka pintu maaf dan semoga limpahan kasih Sayang Allah selalu buat shahabat.

Adalah 5 tahun yang lalu seorang santri mengambil KEPUTUSAN untuk belajar ilmu NLP (Neuro Linguistic Programming). Sebagaimana tradisi, keberkahan ilmu ada pada keIKLASAN sang Guru. Maka sang santri kembali kepondoknya dulu menimba ilmu Agama untuk meminta restu akan NIAT nya itu kepada Gurunya.


Setelah sungkeman dan menjelaskan maksud kedatangannya, Santri minta izin kepada Gurunya. "Guru, Bolehkah saya belajar Ilmu NLP?" (sambil menjelaskan juga tentang NLP sesuai pemahamannya saat itu). Kemudian Sang Guru memberi restunya dengan ;

"Apakah dengan kamu belajar ilmu itu, semakin menambah keIMANan (Tauhid) dan KeTAQWAanmu kepada Allah?"

Sang santri pergi kembali ke Jakarta dengan membawa restu pertanyaan yang mesti dia renungi. Dan diapun akhirnya memutuskan untuk belajar NLP dengan mengikuti kursus yang bertaraf luar negeri itu.

Lebaran yang lalu, Santri kembali bersilturahim kepada Guru nya. Setelah melaksanakan tradisi. Santri duduk dengan sang Sepuh untuk berbincang-bincang. Hingga tatkala Sang Guru memberi izin santri untuk pulang. Sang Guru memberi oleh-oleh berupa :

Apakah ilmu sudah mampu menjadikanmu mulia di Hadapan Allah atau hanya menjadikanmu mulia di hadapan manusia saja yang kadang bersifat semu?

Sumber : Metafora Tauhid, Ilmu dan Amal di Pondok Pesantren NLP Pasar Minggu. di Asuh oleh Bapak Noeryanto A Dhipuro.

Label:


Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]