Minggu, 02 Januari 2011

Rahasia Beserah Diri Kepada Allah


Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat yang baik, semoga detik-detik yang sedang kita jalani terus terukir amal-amal baik sebagai modal kita kelak di yaumul akhirah. Doa saya kepada shahabat yang merasa sedang dikurangi jatah rezekinya, mudah-mudahan segera Allah lancarkan untuk kemudahan hidupnya. Tak lupa rasa syukur, mari bersama-sama kita besarkan, atas nikmat Iman senantiasa kepadanya yang Maha Esa.

Perjalanan pulang ke Aceh minggu lalu (26-31 oktober 2010), mengulang kembali nostalgia masa-masa saya kecil dan mengukir sejarah-sejarah hidup yang terekam di memory otak saya dan alam semesta. Diantara nya ialah tentang cita-cita yang pernah ditawarkan oleh almarhum ibu saya, ”kalau besar nanti jadi PNS”. Bahkan cita-cita ini tidak hanya oleh orang tua, tetapi saudara dan juga tetangga yang sudah duluan menjalnai hidup dari saya, mengamanahkan hal yang sama.

Ada hal menarik bagi saya akan amanah atas cita-cita itu, walau sekarang tidak sedikitpun muncul keinginan kepada diri saya. Bahkan bila dikasih kesempatan untuk menjadi bagian, saya lebih memilih untuk tetap komitmen dengan yang sedang saya bangun keprimaan diri seperti sekarang sebagai Trainer dan Mind-Therapist.

Adapun yang menarik bagi saya adalah dibalik himbauan untuk menjadi PNS oleh orang-orang terdekat saya di Aceh sana. Saya tidak tau, apakah juga ditempat shahabat tinggal sekarang juga memiliki latar belakang keYAKINan yang sama. Yaitu, dengan menjadi PNS telah terJAMIN Rezekinya (Uang bulanan). Kemudian selain itu, secara status sosial berada ditatanan kehidupan makmur berkecukupan, serta kalau mau menikah, lebih duluan prioritas oleh calon mertua (maksudnya sudah jelas masa depannya).

Mohon difahami, statmen diatas bukanlah mengeneralisir demikian semuanya, bahkan juga untuk justifikasi demikianlah cara pandang PNS, tetapi itu merupakan statmen sebagian orang, yang pasti bisa dihitung, yang pernah saya temui dan mengemukakan maksud dibalik untuk menjadi PNS.

Utilisasi KeYAKINan
Adalah sangat mengangumkan menjalani hidup ini. Tatkala saya mengimajinasikan dengan diikuti sensasi pada tubuh. Seandainya saja, keYAKINan akan JAMINAN hari esok yang dinisbatkan kepada pemerintah, sama persis bahkan melebihi dari itu, keYAKINan akan Jaminan hari esok ditautkan kepada Allah.

Sebagaimana kita ketahui bersama, secara hukum tarik menarik. Kondisi emosi seseorang yang Yakin, menyebabkan ia mudah melihat, mendengar dan merasakan resources (sumberdaya) yang dibutuhkan. Sehingga kegelisahan dan khawatir tidak meliputinya. Diantara statemen optimisme yang terucap ”Nanti setelah gajian saya...

Selain itu, diantara rahasia kekuatan keYAKINan adalah meningkatnya keSADARan panca indera. Oleh sebab itu, hadirlah ide-ide yang ditindak lanjuti dengan perbuatan nyata, sehingga menjadi asbab akan jaminan dari Allah.

Sungguh indah ya, seandainya saya dan Anda mampu memanfaatkan keyakinan itu semata-mata kita nisbatkan kepada Allah yang mengatur rezeki kita. Saat ini saya sedang belajar untuk mendapatkan keYAKINAN penuh (Haqqul Yakin) itu. Mohon doanya ya.

Rahasia berserah diri kepada Allah
Persisnya saat tahun 2010 lalu memasuki kehidupan kita, seorang teman merekomendasi saya untuk membaca buku ”Terapi Makrifat” karangan Ibnu Athailah. Buku ini merupakan kumpulan dari 4 jilid. Anda akan menemukan salah satu jilid buku tersebut berjudul ”Rahasia berserah kepada Allah”. Ada bagian dari buku ini menjelaskan dengan rinci tentang pengaturan rezeki oleh Allah kepada kita.

Yakin Sumber daya untuk berhasil
Oh ya, sekali lagi saya tegaskan. Maksud dari pengantar diatas bukanlah menjustifikasi apapun terhadap profesi pegawai negeri sipil. Dan orang-orang yang memilih berkarir disitu, tidak semua disebabkan oleh keyakinan kepastian uang bulanan, tetapi juga karena ada panggilan jiwa. Saya punya keyakinan akan hal ini.

Adapun maksud dari keterbatasan pemahaman saya ini, pada dasarnya ”Setiap manusia sudah memiliki resources (sumberdaya) untuk berhasil” dan sumber daya itu merupakan keYAKINAN. Yaitu keyakinan kepastian adanya rezeki, yang wajib dijemput serta berhak diterima dari pintu yang tak kita duga. Tentu semuanya itu dari Allah swt.

Wallahu’alam

Jakarta
Star           : 3 november 2010
Ending       : 3 Januari 2011

Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]