Assalamu’aliakum wr.wb
Semoga Sahabat saya yang baik, sekarang sedang menikmati kebahagiaan dalam pekerjaan yang dilakukannya. Sebagai alasan bagi Allah, bahwa kita pantas untuk dijadikan pribadi-pribadi yang damai hatinya.
Pernah saya bertanya kepada diri saya. ”Pernahkah kamu menginginkan hidup yang lebih baik? Apakah pernah terbesitkan difikiran kemauan memiliki kontribusi yang lebih baik untuk ummat? Apakah kamu pernah berhasrat memiliki pengaruh yang menghasilkan kebaikan bagi orang lain? Pernahkah dirimu mempunyai kemauan, supaya kerjaanmu melintasi penjuru nusantara?”
Shahabatku yang damai hatinya. Hampir semua pertanyaan diatas saya jawab pernah dan iya. Dan bagaimana dengan Anda? Tetapi kemudian saya juga bertanya kepada diri saya. Apa yang menyebabkanmu mengeluh dengan pekerjaanmu? Apakah Anda pernah juga mengeluhkan pekerjaan yang diembankan tanggung jawab kepada Anda saat ini? Mudah-mudahan tidak lagi ya. Ini doa saya buat Anda.
Kemarin (minggu 4 Juli 2010). Saya Alhamdulillah mendapat kesempatan untuk hadir dalam acara MTGW distudio Metro Tv. Saat acara live ”Menolak dibayar Kecil”, ada shahabat kita yang bertanya ”Bagaimana menyikapi bila kita dibayar tidak sesuai dengan pendidikan dan skill yang kita miliki?” Mungkin pertanyaan ini sedang kita alami ya?
Sementara itu, seorang alumni Bank Muamalat, pernah menduduki dijajaran top managemen disana. Pernah bercerita kepada saya, tentang pengalaman hidup temannya. Kini teman beliau sudah bekerja di dirjen perbankan syariah Bank Indonesia. Singkat cerita, inti pesan yang ingin beliau sampaikan adalah teman beliau itu, dulu saat masih menjadi staff biasa di Mu’amalat, gajinya 400 ribu. Pernah ngeluh, ”Bang kerjaanku seperti ini dengan penghasilan ini belum cukup biayai keluargaku”. Tetapi, karena background pesantrennya yang memahami fikih, juga bahasa arab dan ingris. Temannya ini mendapat kesempatan untuk bekerja ke Abu Dabi. Bank dubai.
Nah, saat kerja disana, pekerjaan dan tangung jawabnya menjadi bertambah. Bahkan ada hal lain yang menjadi konsekwensinya. Kemudian, temannya ini meneluh lagi kepada beliau. ”Bang kerjaanku banyak”. Dengan bijak beliau menjawab ”Bertangung jawablah dengan pilihanmu”. Inilah inti pesan cerita teman beliau kepada saya.
Begitupula dulu saat saya mau menjadi Trainer dan Mind-Therapist. Persis seperti keinginan-keinginan yang saya sampaikan diawal tadi. Dan saya pernah keliru dengan keluhan. “Kapan ya tercapai? Kok harus belajar ini dan itu?” Dulu, saya beranggapan jadi Trainer itu enak dan mudah. Jalan-jalan keluar daerah, ada EO yang ngadain. Dipanggil untuk ngisi training. Itulah kekeliruan saya dulu.
Padahal setelah saya menjalani. Ada hal lain mesti juga saya sadari sebagai bagian yang mesti saya pelajari. Ilmu marketing, design grafis dsb. Selain itu, dulu pernah berharap, bisa membantu orang lain. Kini hampir setiap hari bila Online, ada shahabat yang sharing, konseling dan curhat. Begitupula di inbox, ada yang minta saran dan sudut pandang dengan permasalahan yang dimiliki. Alhamdulillah, ini semua tentu harus dilayani dengan baik, sopan dan bijak. Karena sudah menjadi resiko dan bertanggung jawab atas pilihan hidup yang telah saya ditentukan. Walau pernah yang terlambat ditanggapi. Tapi sungguh itu menjadi pelajaran bagi saya.
Kembali dengan pertanyaan shahabat di MTGW diatas. Pak Mario kemudian memberi jawaban dengan pertanyaan? ”Siapakah yang memilih atasan yang belum bijak kepada bawahan yang digaji tidak sesuai pendidikan dan skill itu?” Tentu shahabat setujukan, jawabannya adalah KITA sendiri. Oleh karen itu, Bertangung jawablah dengan PILIHAN hidup.
Shahabat. Apapun tugas dan tangung jawab yang sedang diembankan kepada kita sekarang. Bahkan mungkin menjadi beban hidup saat ini. Mungkin, Shahabat sebagai dokter dan perawat, terimalah dengan tulus Ikhlas bila jam 12 malam ada yang minta bantuan untuk diobati. Shahabat yang sedang kuliah, ikhlaslah dengan tuntutan mata kuliah dijurusan yang telah kita PILIH. Yang sedang bekerja digaji kecil, sadari kembali, itu karena PILIHAN kita menerima pekerjaan itu dan untuk dibayar sejumlah itu. (boleh anda tambahkan sendiri konteks yang berhubungan dengan Anda, ya !)
Mari kita sadari kembali, itu semua adalah hasil dari keputusan PILIHAN yang telah kita tentukan. Oleh karena itu, supaya tidak ada lagi penyesalan dan keluhan. Mari kita perbaiki kembali PILIHAN kita. Dan setelah kita putuskan dengan PILIHAN tersebut, mari kita BERTANGGUNG JAWAB.
Jakarta 5 Juli 2010.
Label: Inspirasi
# diposting oleh Rahmadsyah Trainer Public Speaking : Selasa, Juli 06, 2010